Humas (MA Nuurul Waahid). Madrasah Aliyah Nuurul Waahid didirikan tahun 2013 dan mulai beroperasi dengan peserta didik awal ditahun ajaran 2014 – 2015 dengan jumlah siswa 10 orang. Diawali dengan rintisan pondok pesantren Nuurul Waahid yang mulai didirikan di tahun 2001, yang awal berdiri pondok diawali dari pengajian remaja dan kajian tafsir Al Qur an. Pada saat itu beberapa orang yang berperan penting dalam pembangunan adalah Bapak H Saifudin selaku guru kajian dan pemilik tanah, bapak Thohari, Istichror, Zaromi, Syafi’I, Abdurrohim, Rosadi, Sunarto, dan beberapa pemuda lain. Dikarenakan inisiatif para remaja kajian ini ingin membentuk suatu lembaga kajian yang lebih efektif (ada santrinya) maka dengan segala kemampuan berupaya untuk membuat masjid di tanah yang sebelumnya sudah diwakafkan dari warisan milik bapak H. Saifudin yang berbentuk kebun didekat aliran sungai kecil.
Biaya untuk pembangunan masjid diperoleh dengan mencari donator dari orang dermawan dan kas dari pengajian remaja dan kajian tafsir Al Qur an yang sudah berjalan selama ini, sedang tenaga dan tukang untuk membangun masjid adalah kerja bakti dari para pemuda yang kebetulan ada beberapa pemuda yang memiliki kemampuan pertukangan sehingga dapat meminimalisir pengeluaran, walaupun pencarian donasi terus dilakukan.. Dengan beberapa keterbatasan yang dimiliki, awal rencana masjid yang tadinya tingkat satu menjadi tingkat dua dengan luas 8 x 8 meter persegi.
Setelah pembangunan masjid yang bawah sudah berbentuk, mulailah pencarian santri pertama kali. Disamping dari para pemuda kajian saat itu, ada beberapa tenaga pengajar yang dihadirkan untuk membantu kegiatan pengajaran nanti yang sebagian besar adalah lulusan pondok pesantren Darussalam Gontor diantaranya Ustadz Mujiburrohman, Ahmad Fauzi, Moh. Rifan dll.
Santri yang mendaftar pada saat itu masih beberapa macam, dari santri yang tinggal dipondok pesantren, ada yang hanya mengaji dan sekolah diluar (santri kalong) dan santri yang hanya tinggal di pondok sedang sekolah diluar pondok. System kurikulum yang berjalan pada saat itu adalah adopsi dari kurikulum pondok pesantren Darussalam Gontor, berbentuk KMI (Kuliyatul Mualimin Islamiyah) yang bertitik tekan pada pemfukusan Bahasa arab dan ditambah dengan ilmu – ilmu syar i seperti akidah, tafsir, hadis dll. dalam pengajarannya, dibagi menjadi jenjang kelas, diawali dengan takhosus, kelas satu, dua dan tiga, serta pengabdian selama satu tahun setelah pembelajaran selesai.
Pondok pesantren Nuurul Waahid ini sederajat dengan jenjang SMA/SMK dimana santri yang masuk adalah dia yang sudah lulus SMP sederajat. Kemudian, untuk legalitas formal untuk para santri, Pondok Pesantren Nuurul Waahid membuat kelompok belajar kejar Paket C.
Sampai dengan tahun 2012, santri yang belajar dipondok pesantren ini belum bisa dikatakan berjumlah banyak, karena masih staknan di antara 20 sampai 30 santri secara total, dan jika di rata – rata hanya antara 5 sampai dengan 8 santri disetiap jenjangnya (kelas). Sehingga menumbuhkan ide dan gagasan baru, bagaimana jika pondok pesantren ini berubah menjadi lembaga formal